A. Pengertian konsep Diri
1. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya; meliputi karakteristik fisik, sosial, psikologis, emosional, aspirasi dan prestasi (Hurlock).
2. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).
3. Konsep diri adalah pengetahuan dan evaluasi terhadap diri sendiri yang diperoleh melalui pengalaman dari interaksi dengan orang lain (Burns).
Konsep diri mulai terbentuk dan berkembang begitu manusia lahir. Soeitoe menyatakan konsep diri seseorang terbentuk dari pengalaman sendiri dan dari uraian yang diberikan orang lain tentang dirinya. Pengalaman sendiri dan informasi dari lingkungan terintegrasi ke dalam konsep diri. Konsep diri merupakan faktor bawaan tapi dibentuk dan berkembang melalui proses belajar yaitu dari pengalaman-pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang tinggi lebih banyak memiliki pengalaman yang menyenangkan daripada individu dengan konsep diri yang rendah.
a. Ciri-ciri Konsep Diri yang Positif
1. mempunyai penerimaan diri yang baik.
2. mengenal dirinya sendiri dengan baik.
3. dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya.
4. mampu menghargai dirinya sendiri.
5. mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar.
6. mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
7. mampu menempatkan diri di dalam lingkungan.
b. Ciri-ciri Konsep Diri yang Negatif
1. peka terhadap kritik.
2. responsif terhadap pujian.
3 .hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan apapun dan siapapun.
4. cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
5. pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan).
6. tidak dapat menerima kekurangan dirinya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
1. Penampilan diri.
2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya.
3.Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dapat menambah rasa percaya diri.
4. Lingkungan.
5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6. Usia.
7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan sumber KD perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra kewanitaannya.
2.Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri tidak dibawa sejak lahir tetapi secara bertahap sedikit demi sedikit timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu. Konsep diri manusia terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru lahir tidak memiliki konsep diri karena mereka tidak dapat membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Menurut Allport (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21) bayi yang baru lahir tidak mengetahuui tentang dirinya.
Rahmat (2000: 100), menjelaskan bahwa konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tapi juga penilaian diri anda tentang diri anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Adanya proses perkembangan konsep diri menunjukan bahwa konsep diri seseorang tidak langsung dan menetap, tetapi merupakan suatu keadaan yang mempunyai proses pembentukan dan masih dapat berubah.
3.Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain:
a. Usia
Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).
b. Inteligensi
Inteligensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula sebaliknya (Syaiful, 2008).
c. Pendidikan
Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika prestisenya meningkat maka konsep dirinya akan berubah. (Syaiful, 2008).
d. Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21).
e. Hubungan Keluarga
Seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
f. Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda mengenal diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Sullivan (dalam Rakhmat, 2005:101) menjelaskan bahwa individu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya, ia akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. Miyamoto dan Dornbusch (dalam Rakhmat, 2005:101) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek sampai yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain terhadap dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai orang lain. Ternyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain, cenderung memberikan skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya.
g. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Yaitu kelompok yang secara emosional mengikat individu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya. Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105), ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Sebaliknya, orang yang memilikii konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
1) Kemampuan mengatasi masalah.
2) Merasa setara dengan orang lain.
3) Menerima pujian tanpa rasa malu.
4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
5. Tips meninglatkan Konsep Diri
1. try to be your best.
jujur pada diri sendiri plus sadari tujuan, keinginan, kekuatan, dan kelemahan.
2. belajar menyukai diri sendiri
berpegang pada nilai-nilai yang diyakini, namun tetap bijak menghadapi apa yang terjadi di luar keyakinan.
3. berpikir positif
you are what you think you are. Cara berpikir kita mengendalikan hidup kita
4. perbaiki kualitas hubungan dengan orang lain
berbuat baik terhadap sesama, mengembangkan silahturahmi, memesrakan hubungan dengan orang-orang tercinta akan mendorong terciptanya suasana hati positif dan penghargaan diri serta perasaan diterima dan diakui.
5. bersikap proaktif
berani mengambil tanggung jawab dan tidak menyalahkan orang lain jika gagal. Cepat menangkap peluang dan berinisiatif. Latihan membuat keputusan efektif dan perencanaan strategis.
6. jaga keseimbangan hidup
tetapkan prioritas dengan menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan kantor, aktivitas fisik dan aktivitas ruhiyah. Muhasabah could help too.
7. ubah percakapan sendiri (self talk)
gunakan kalimat yang menjelaskan situasi sekarang, bukan masa lalu atau angan-angan. Katakan apa yang diinginkan bukan apa yang tidak inginkan. Katakan "saya menghargai" sebelum memberikan respon.
8. belajar dan terus belajar
kembangkan produktivitas diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar