1.Bersikap Adil
Seorang atasan yang baik dituntut mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan bawahannya. Penilaian ini harus dilakukan seobjektif mungkin, tanpa terganggu penilaian pribadi. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan penghargaan atau apresiasi bagi bawahan sesuai dengan kinerja masing-masing. Dengan begitu bawahan akan dapat menangkap pesan bahwa semakin baik hasil kerjanya, semakin besar pula penghargaan yang diterimanya dari atasan. Pada saat yang sama, seorang atasan juga harus mampu menciptakan peluang yang adil bagi setiap bawahannya untuk menunjukkan kinerjanya. Tujuan dan target yang lebih tinggi justru dapat dicapai dengan menjaga iklim persaingan yang sehat di dalam timnya.
Nasehat tokoh terkenal: ”Pemimpin bukanlah seorang administrator yang suka mengatur orang lain, tetapi seseorang yang mau memberikan bantuan dan dukungan pada anak buahnya sehingga mereka bisa mengerjakan tugasnya.” (Robert Townsend, pengusaha dan penulis buku Reinventing Leadership).
2. Mampu Mendelegasikan Tugas
Jangan mengerjakan semuanya sendirian. Delegasikan tugas-tugas kepada bawahan. Strategi ini membuat Anda punya cukup waktu untuk memikirkan hal-hal yang lebih bersifat strategis, karena Anda tidak perlu memikirkan detail-detail pekerjaan. Pendelegasian tugas kepada bawahan justru akan menumbuhkan perasaan dihargai oleh atasan di kalangan bawahan.
Nasehat tokoh terkenal: “Delegasikan otoritas kepada bawahan, dan jangan ikut campur selama kebijakan yang telah Anda putuskan telah mereka laksanakan .” (Ronald Reagan, mantan Presiden AS).
3. Mempercayai Bawahannya
Jika salah seorang anak buah sudah dipercaya untuk menyelesaikan sebuah tugas, tunjukkan bahwa Anda benar-benar yakin ia mampu menyelesaikannya. Hindari melakukan pengecekan ulang yang berlebihan, atau terlalu sering mengontrol kemajuan tugas yang diberikan.
Nasehat tokoh terkenal: “Atasan yang baik mampu membuat anak buahnya tahu kalau mereka memiliki kemampuan lebih dari yang mereka bayangkan, sehinggga mampu mencapai prestasi kerja yang prima. (Charles Erwin Wilson, mantan CEO General Motors, mantan Menteri Pertahanan AS tahun 1953)
4. Mau Mendengarkan
Hanya karena Anda bosnya, tidak berarti Anda selalu benar. Atasan yang baik harus tahu kapan mesti bertanya kepada bawahan, dan kapan harus mengikuti saran yang diajukan bawahannya.
Nasehat tokoh terkenal: “Bawahan yang sanggup mengatakan kebenaran dan pemimpin yang mau mendengarkannya adalah kombinasi yang hebat. (Warren G. Bennis, penulis dan ahli ilmu sosial dari University of Southern California)
5. Berani Mengambil Tanggung jawab
Saat satu tugas atau pekerjaan tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik tidak akan menimpakan kesalahan pada bawahannya. Ia akan mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi, dan segera melakukan tindakan perbaikan.
Nasehat tokoh terkenal: “Bersiaplah untuk membuat keputusan. Itulah kualitas terpenting dari seorang pemimpin yang baik.” (Jend. George S. Patton, jendral AS pada PD I dan II)
6. Tidak Pernah Menerima Semua Pujian untuk Dirinya Sendiri
Atasan yang baik akan dengan rendah hati mengakui bahwa keberhasilan yang dicapai adalah hasil kerjasama tim. Ia tidak akan pernah menerima semua pujian hanya untuk dirinya sendiri, ataupun bersikap seolah-olah hanya ia yang paling berjasa dalam mencapai prestasi tersebut.
Nasehat tokoh terkenal: “Seseorang yang ingin mengerjakan semua pekerjaan demi mendapatkan pujian untuk dirinya sendiri bukanlah seorang pemimpin yang baik. (Andrew Carnergie, Industrialis dan filantropis dari Amerika Serikat).
7. Beri contoh
Atasan yang baik harus mampu memimpin dengan memberi contoh. Misalnya, jangan pernah menuntut bawahan Anda untuk disiplin dalam mematuhi jam kerja, jika Anda sendiri tidak mampu datang ke kantor tepat waktu.
Nasehat tokoh terkenal: Jika tindakan Anda memberi inspirasi pada orang lain untuk bercita-cita lebih tinggi, berbuat lebih banyak…belajar lebih dalam, maka Anda adalah seorang pemimpin. (John Quincy Adams, Presiden AS ke 6)
8. Mampu Mengenali dan Mengembangkan Potensi Bawahan
Jika Anda menemukan potensi-potensi yang dapat dikembangkan oleh bawahan, berikanlah tugas-tugas yang akan mendukung pengembangan karirnya. Jangan mendelegasikan tugas yang itu-itu saja. Berikan kesempatan baginya untuk tampil dan menunjukkan potensinya. Jangan takut bila suatu saat harus kehilangan sang anak buah bila suatu saat ia ingin mencari tantangan baru yang lebih besar. Jangan khawatir, akan ada karyawan lain yang bisa Anda kembangkan.
Nasehat tokoh terkenal: Kepemimpinan adalah membebaskan anak buah untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan dengan cara semanusiawi dan seefektif mungkin. (Max Depree, penulis buku Leaderships is an Art dan Leading Without Power.)
9. Mau Memperjuangkan Kepentingan Bawahan
Adakalanya perusahaan mengeluarkan kebijakan yang tidak menguntungkan bawahan Anda. Misalnya sistem penggajian yang tidak proporsional, aturan cuti yang terlalu ketat, dan lain-lain. Anda sebagai atasan akan sangat dihargai oleh bawahan jika dapat menunjukkan empati anda terhadap kepentingan mereka, Cobalah bertindak sebagai mediator antara perusahaan dan bawahan Anda. Mungkin tidak selamanya semua keinginan mereka dapat terwujud, tetapi jika Anda melakukannya dengan tulus, usaha Anda akan sangat dihargai bawahan.
Nasehat tokoh terkenal: Untuk menjadi seorang pemimpin, berjalanlah (berikan dukungan) di belakang mereka. (Lao Zi, filsuf aliran Tao dari Tiongkok-600SM)
10. Memberi tugas Sesuai Kapasitas Bawahan
Seorang atasan yang memberikan tugas melebihi kemampuan dan keahlian bawahan umumnya akan dianggap menuntut terlalu banyak dari bawahan. Hasil yang dicapai biasanya tidak akan maksimal. Jika hal ini sampai terulang, akibatnya bisa fatal. Bawahan akan merasa frustrasi dengan pekerjaannya, dan ujung-ujungnya ia akan bersikap masa bodoh dengan tugas apa pun yang diberikan kepadanya.
Nasehat tokoh terkenal: Kepemimpinan adalah upaya membuat seseorang melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan untuk mencapai apa yang ingin ia capai. (Tom Landry, atlit dan pelatih rugby di Liga NFL, AS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar