Rabu, 01 Februari 2012

belajar jadi pengusaha cilik


Tak harus menunggu dewasa untuk menjadi pengusaha. Itu bisa dimulai sejak usia  masih belia. Mari belajar dari pengalaman seorang Wulan Ayodya yang mulai menjajaki dunia bisnis sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP).


Nama Wulan sudah dikenal di kalangan para pebisnis. Kini usahanya terbilang maju. Tak hanya menjadi seorang bisnis women, Wulan Ayodya juga berbagi pengalamannya ke kalangan anak-anak sekolah. Menurutnya, menjadi seorang pengusaha tidak harus memiliki jiwa pengusaha, asalkan menggeluti dan menyukai hasil usaha yang akan kita rintis.

Wulan mulai berbisnis sejak usianya masih sekitar 15 tahunan. Kala itu bisnisnya hanya kredit pakaian dan kue kering. Dengan bermodal tabungan sendiri, Wulan tekun menjalani bisnisnya tersebut hingga beranjak dewasa usahanya berkembang menjadi pengusaha Bis wisata hingga pom bensin. Sejak kecil, Wulan memang sudah mencintai dunia usaha. Padahal, kala itu tujuannya berbisnis hanya untuk menambah uang jajan sekolah lantaran ayahnya hanya seorang pegawai negeri biasa sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Tapi siapa sangka, usaha yang ia mulai dari modal pas-pasan, justru berbuah pada bisnis yang lebih besar.
Rupanya, pengalaman berwirausahanya tak di simpan sendiri. Beberapa tahun terakhir, Wulan mulai mengajar ke sekolah-sekolah. Tak hanya sekolah di Jakarta saja, tapi keliling daerah. Wulan bilang belajar membuka sebuah usaha sebenarnya perlu ditanamkan pada anak-anak. Mengapa? Karena kita dapat mengajarkan kepada anak untuk hidup mandiri. Meski begitu, kebanyakan orang tua yang melarang anaknya mencari uang bila masih duduk dibangku sekolah. Alasannya, takut anak mereka meninggalkan sekolahnya karena asik memiliki uang sendiri. Berbeda dari sudut pandang Wulan. Menurutnya, pola pikir demikian harus dapat dirubah. Belajar dari pengalaman yang dimiliki wulan bahwa berbisnis juga harus ditopang dengan latar pendidikan pula. Sebab, bila  bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha besar maka pendidikan juga harus setinggi cita-cita.
Selama mengajar pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah, Wulan membagi ilmu serta pengalamannya selama menjadi wirausaha. Menurut Wulan, setiap daerah memiliki peluang usaha berbeda-beda. Dalam berbisnis, ia membagikan tiga macam jenis usaha diantaranya produk barang, jasa, dan kuliner. Dari ketiga kelompok tersebut kita bisa memilih bidang yang mana paling kita minati. Tak hanya itu, memulai sebuah usaha tak perlu bermodal besar. Wulan mengajarkan siswa-siswi di sekolah, dapat mulai berwirausaha dengan modal seadanya, tapi kreatif dalam menciptakan pasar. Misalnya, ketika ia mengajar siswa-siswi sekolah SMK di daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sekelompok siswa disana membuat bisnis kursus berbahasa inggris dengan harga murah. Siswa-siswi ini mengajarkan bahasa inggris anak-anak sekolah dasar tanpa ruang kelas. Mereka membuka kursus tersebut dan mengajar di pinggir pantai. Lantaran keterbatasan tempat, dan biaya hal tersebut dijalankannya. Walau begitu, bisnis siswa-siswi tersebut mendapat dukungan bagi para orang tua.
Menurut Wulan, ada lima langkah awal untuk membuka sebuah usaha, diantaranya menentukan ide usaha sesuai passion, lalu mulailah membuat perencanaan usaha yang tepat, selanjutnya lakukanlah survei sesuai kebutuhan, kemudian buatlah persiapan sesuai perencanaan usaha dan hasil survei, terakhir mulailah membuka usaha. Gampang bukan?
Melihat perkembangan jaman yang semakin maju seperti sekarang ini, membuka lahan bisnis baru tidaklah susah. Hanya bermodal minat, tekun, dan membangun kreatifitas yang berbeda dari yang lain pasti berbinis dapat kita lakukan. Oleh karena itu, menjadi seorang pengusaha tak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa saja tapi siswa pun juga bisa menjadi seorang pengusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar