Jumat, 27 Januari 2012

Variasi Gaya Mengajar

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.Variasi gaya mengajar adalah perubahan, sehingga gaya guru disaat mengajar atau menjelaskan materi pelajaran. Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah.
    Membentuk pribadi guru yang menyenangkan siswa dalam proses belajar mengajar tidak mudah. Keprofesionalan guru dalam mengajar di kelas  masih banyak ada yang bisa dikatakan kurang cakap. Hal semacam itu bisa terjadi disebabkan salah satunya adalah dalam menangani siswa atau kelas, guru belum bisa mengendalikannya. Apabila dirinci lagi ternyata dalam mengajar itu variasi-variasi guru dalam mengajar masih minim, gaya mengajar yang dilakukannya monoton. Dengan demikian tidak heran jika siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran.

Diantara variasi-variasi yang sangat minim itu adalah variasi dalam mengajar, variasi dalam pola interaksi guru murid serta variasi dalam media dan alat-alat pelajaran. Sedangkan variasi dalam mengajar itu meliputi:
Variasi gaya mengajar ini meliputi variasi suara, perumusan perhatian kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota badan atau mimik, perpindahan posisi guru. Kesemuanya ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa, minat belajar siswa dalam kontek proses belajar mengajar merupakan tujuan pembelajaran, untuk itu mminat belajar siswa sangat penting dan harus diperhatikan sungguh-sungguh.


          Seorang guru atau pengajar yang efesien hendaknya memperhatikan minat belajar siswanya, apakah siswa berminat atau tidak terhadap pelajaran, itu sebenarnya tugas guru, guru harus mengetahuinya. Jika ada siswa yang merasa bosan terhadap pelajaran dan malas belajar, itu tugas guru untuk mencari solusinya dan menyelidiki faktor-faktor apa yang menjadi penyebabnya.


                Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan siswa terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru, guru yang tanpa menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu diperhatikan, hal-hal yang seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi siswa jadi berkurang alias terganggu. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar siswa termotivasi, bergairah dan menciptakan suasana yang
kondusif dalam belajar.


             Dalam menggunakan variasi gaya mengajar jangan berlebihan, karena bisa mengganggu konsentrasi siswa, biasanya jika guru melakukan variasi gaya mengajar yang berlebihan itu terkesan kaku dan tergesa-gesa, ini yang menjadi bahan tertawaan siswa, jadi sebaiknya guru menggunakan variasi gaya mengajar yang secukupnya dan disesuaikan dengan kebutuhan atau materi yang disampaikan, agar siswa perhatian dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran tersebut, jika siswa perhatian terhadap pelajaran, otomatis siswa juga berminat dalam belajar. Bila minat belajar siswa itu tinggi maka tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan mudah dan maksimal.


           
Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal-hal yang “itu-itu” juga dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.

Prinsip penggunaan


   1. Hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan,
   2. Variasi hendaknya digunakan dengan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian dan mengganggu pelajaran.
   3. Komponen mengadakan variasi tertentu sangat memerlukan susunan dan perencanaan yang baik.

Komponen dan Prinip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.

Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana

a.)      Suara
Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.

    Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).

Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.

Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Jadi, seyogyanya sebelum satu kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan.

b.)     Penekanan (focusing)

Merupakan cara guru untuk memusatkan perhatian

c.)     Pemberian waktu (pausing)

Merupakan siasat untuk manrik perhatian siswa dengan diam sebentar

d.)     Kontak pandang

Merupakan tatapan mata guru pada muridnya secara rata supaya memberikan kesan simpatik dan ramah, seolah-olah murid diajak bicara.ika berinteraksi dengan murid sebaiknya pandangan
menjelajahi seisi kelas dan melihat murid-murid untuk menunjukan hubungan yang intim dengan mereka.


Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi seperti : membesarkan mata tnda tercegang.

e.)     Ekspresi roman muka

Ekpresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam komunikasi. Ekspresi ini dapat juga disebut mimik guru dengan wajah, siswapun dapat mengetahui keadaan guru apakah serius atau tidak. Ekspresi ini misal tersenyum, menaikkan alis mata dan sebagainya dengan cara ini apa yang disampaikan secara lisan pun lebih mengena.

f.)     Gerakan anggota badan (gesturing)

Dimaksudkan berdiri di tengah, dapat didepan, belakang, bagian kiri, atau kanan kelas.yang perlu diingat hal ini dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan secara wajar.Berkaitan dengan variasi mengajar seorang guru biasanya sangat terkait dengan gaya kebiasaannya. Gaya mengajar itu memiliki arti sebagai gaya yang dilakukan guru pada waktu mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini juga termasuk cepat atau lambat langkah-langkah yang dilakukan dalam malalui jalan pelajaran atau dengan kata lain banyak sedikitnya elajaran yang diberikan oleh guru pada waktu mengajar.
Akan tetapi untuk melakukan variasi mengajar ini harus berdasar prinsip pengajaran yaitu:

1.)     Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2.)     Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga moment proses belajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses tidak terganggu.penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes spontan sesuai dengn umpan balik yang diterima siswa. Biasanya bentuk umpan balik ialah:
Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan ketertiban siswa.
Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

Diadakan variasi mengajar oleh guru terhadap siswanya bukanlah kegiatan tanpa tujuan atau maksud tertentu. Tujuan diadakannya variasi mengajar adalah:
    a.)     Meningkatkan dan memelihara perhatian sisw terhadap relevansi PBM.
    b.)     Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
    c.)     Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
    d.)     Memberi kemungkinan pilihan dn fasilitasa belajar undividual
    e.)     Mendorong anak didik untuk belajar.

Komentar    :
    menurut saya variasi gaya belajar dapat digunakan di dalam semua keadaan kelas, baik saat murid gaduh ataupun murid dalam keadaan tenang. tenang bukan berart mereka diam mendengarkan, fokus pada pelajaran yang kita bicarakan didepan, tetapi dalam keadaan diam mereka bisa melamun, berandai-andai, ataupun pada saat mereka gaduh belum tentu mereka tidak menyimak pelajaran yang diajarkan didepan. bisa jadi mereka gaduh karena berdiskusi dengan teman-temannya tentang pelajaran yang tidak mereka mengerti. Ketrampilan ini juga dibutuhkan untuk mencegah kebosanan murid dalam suatu kelas, juga bisa untuk meningkatan hubungan baik antara guru dan murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar