Sabtu, 28 Januari 2012

PENGANGGURAN DAN IMPLIKASINYA

BAB I
PENDAHULUAN

a    Latar Belakang
Lebih dari 30 tahun lalu, Mahbub Ul-Haq, seorang ekonom kenamaan dari India,mengingatkan pentingnya fokus pada ketenagakerjaan pada setiap persoalan.
Ketenagakerjaan menyangkut banyak aspek yang tidak melulu ekonomi, tetapi juga sosial, politik, dan kebahagiaan individu secara umum. Peringatan Mahbub ini kembali bergaung saat ini ketika krisis mendera di banyak negara, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi yang berdampak rata pada hampir semua sektor mengharuskan pengambil kebijakan untuk memilih prioritas kebijakan mengingat terbatasnya sumber daya. Prioritas yang tepat bagi Mahbub, yang juga saya amini, adalah pengatasan masalah pengangguran.
Dari literatur empiris, dampak krisis pada pengangguran di negara berkembang biasanya tidak separah seperti di negara maju di mana terdapat berbagai asuransi sosial dan perlindungan pekerja. Sebaliknya, kejatuhan nilai output akibat krisis cenderung lebih dalam di negara berkembang ketimbang negara maju.
Kejatuhan nilai output lebih dari 13% pada krisis 1997/1998 di Indonesia, misalnya, hanya diiringi kenaikan tingkat pengangguran terbuka sekitar 0,5%. Dengan kata lain, hukum Okun (Arthur Okun, 1962) yang menyatakan bahwa setiap
peningkatan pengangguran akan diiringi oleh penurunan tingkat output berlipat ganda lebih menemukan aplikasinya di negara berkembang ketimbang negara maju.

KESEIMBANGAN PASAR BARANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
ekonom klasik seperti Adam Smith berpendapat bahwa pasar bebas akan cenderung ke arah keseimbangan ekonomi melalui mekanisme harga. “That is, any excess supply (market surplus or glut) would lead to price cuts , which decrease the quantity supplied (by reducing the incentive to produce and sell the product) and increase the quantity demanded (by offering consumers bargains), automatically abolishing the glut”. Artinya, ada kelebihan pasokan (surplus pasar atau kekenyangan) yang akan menghasilkan potongan harga, penurunan jumlah yang ditawarkan (dengan mengurangi insentif untuk memproduksi dan menjual produk) dan meningkatkan kuantitas yang diminta (dengan menawarkan konsumen tawar-menawar), secara otomatis akan menghapuskan kekenyangan. Demikian pula, dalam pasar bebas, setiap permintaan berlebih (atau kekurangan) akan menyebabkan kenaikan harga, mengurangi kuantitas yang diminta (sebagai pelanggan adalah harga keluar dari pasar) dan meningkatkan jumlah yang ditawarkan (sebagai insentif untuk memproduksi dan menjual produk naik). Seperti sebelumnya, disekuilibrium (di sini, kekurangan) menghilang. Penghapusan ini otomatis membedakan situasi pasar dari perencanaan pusat skema, yang sering mengalami kesulitan mendapatkan harga yang tepat dan menderita kekurangan terus-menerus dari barang dan jasa.
Pandangan ekonomi klasik tersebut diserang oleh 2 pandangan yang berbeda yaitu, aliran utama ekonomi modern, Poin untuk kasus-kasus di mana kesetimbangan tidak sesuai dengan kliring pasar (tetapi bukan untuk pengangguran ), seperti dengan hipotesis efisiensi upah di ekonomi tenaga kerja. Dalam beberapa hal paralel adalah fenomena penjatahan kredit , di mana bank mempertahankan suku bunga rendah untuk menciptakan kelebihan permintaan untuk pinjaman, sehingga mereka bisa memilah dan memilih siapa yang meminjamkan kepada bank. Lebih jauh, keseimbangan ekonomi bisa sesuai dengan monopoli , di mana perusahaan monopoli menjaga kekurangan buatan untuk menopang harga dan memaksimalkan keuntungan.
 Di sisi lain, sekolah Austria dan Joseph Schumpeter berpendapat bahwa dalam jangka pendek adalah ekuilibrium pernah dicapai karena semua orang selalu berusaha mengambil keuntungan dari sistem harga dan sebagainya selalu ada dinamika dalam sistem. kekuatan pasar yang bebas itu tidak menciptakan statis atau ekuilibrium umum tetapi dalam mengatur sumber daya untuk memenuhi keinginan individu dan menemukan metode terbaik untuk membawa perekonomian ke depan.

LUPA dan TRANSFER BELAJAR

Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jadi lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. Dapat kita ambik garis besar pengertian dari Gulo dan Reber bahwa sebenarnya lupa bukanlah kita kehilangan item pemahaman baik informasi maupun pengetahuan, melainkan hanya ketridakmampuan kita mengeluarkan kembali apa yang telah kita pelajari dan kita amati dimasa yang lalu. Banyak sekali faktor penyebab lupa ini yang diantara lain adalah dibawah ini
Faktor-faktor Penyebab Lupa

KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

1.PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum merupakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen sistem lainnya. Tanpa Kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan yang sempurna. Ia merupan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, Ia juga merupakan sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Bahkan, kurikulum seringkali menjadi tolok ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output pendidiksan, dalam hal ini, peserta didik.

Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri

        Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain:
a.    Usia
       Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).

Membentuk Konsep Diri Lebih Baik

         Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1. Cita-cita Diri
2.Citra Diri
3.Harga Diri

Tips Ningkatin Konsep Diri

1.    try to be your best.
     jujur pada diri sendiri plus sadari tujuan, keinginan, kekuatan, dan kelemahan.
2.    belajar menyukai diri sendiri
     berpegang pada nilai-nilai yang diyakini, namun tetap bijak menghadapi apa yang terjadi di luar keyakinan.
3.    berpikir positif
     you are what you think you are. Cara berpikir kita mengendalikan hidup kita
4.    perbaiki kualitas hubungan dengan orang lain
     berbuat baik terhadap sesama, mengembangkan silahturahmi, memesrakan hubungan dengan orang-orang tercinta akan mendorong terciptanya suasana hati positif dan penghargaan diri serta perasaan diterima dan diakui.
5.    bersikap proaktif
     berani mengambil tanggung jawab dan tidak menyalahkan orang lain jika gagal. Cepat menangkap peluang dan berinisiatif. Latihan membuat keputusan efektif dan perencanaan strategis.
6.    jaga keseimbangan hidup
     tetapkan prioritas dengan menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan kantor, aktivitas fisik dan aktivitas ruhiyah. Muhasabah could help too.
7.    ubah percakapan sendiri (self talk)
     gunakan kalimat yang menjelaskan situasi sekarang, bukan masa lalu atau angan-angan. Katakan apa yang diinginkan bukan apa yang tidak inginkan. Katakan "saya menghargai" sebelum memberikan respon.
8.    belajar dan terussssssss belajar
     kembangkan produktivitas diri.

Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. UU no 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional, system pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan pada undang – undang tersebut, system pendidikan nasional dibedakan menjadi satuan pendidikan, jalur pendidikan, jenis pendidikan, dan jenjang pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

sikap diri

A. Pengertian konsep Diri
1. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya; meliputi karakteristik fisik, sosial, psikologis, emosional, aspirasi dan prestasi (Hurlock).
2. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).
3. Konsep diri adalah pengetahuan dan evaluasi terhadap diri sendiri yang diperoleh melalui pengalaman dari interaksi dengan orang lain (Burns).

PERMASALAHAN DUNIA PENDIDIKAN DAN PEMECAHANNYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
Tantangan utama dunia pendidikan Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia tersebut dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. Sistem pengajaran yang berlaku di Indonesia selama ini dirasa belum mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan karena belum adanya sistem pengajaran yang tepat untuk masyarakat Indonesia atau kurikulum yang sering berubah-ubah.